Sabtu, Desember 27, 2014

Back To The Old Passion: Movie!

Sudah lama sekali tidak menggeluti seluk beluk dunia perfilman. Yah... kalo diitung-itung semenjak gue meninggalkan bangku kuliah dan dunia pendidikan.
Sekarang waktu udah berubah. Isinya cuma memenuhi kebutuhan materialistis individu. Berangkat Pagi pulang pagi (eh salah) pulang malem (kalo yang kerja di Jakarta). Khusus gue, berangkat pagi, pulang maghrib (Ceritanya sombong. Tapi bukannya maghrib masuk kategori  malam juga? Be my guest.).
Tetep aja cyin... ga pulang larut, hidup gue ini pun tetap hampa. Ga kek dulu yang terbiasa mencari hal-hal yang bisa memperkaya wawasan kita di waktu luang akan dunia keren di luar sana. Ini yahh...sampe rumah cepet aja udah syukur. Ga mikir macem-macem. Cari hiburan juga seadanya. Mantengin India hasil pembajakan tipi rumah oleh mamake pun jadi.
Hidup makin tua udah makin plain. Ga neko-neko. Kalo kata mamake cepet-cepet cari pacar terus nikah punya anak. Mungkin biar ga hambar.
Hap!!

Sudah cukup curhatnya.

Jadi gue kadang masih menyempatkan memanjakan diri beli majalah film seperti jaman dulu muda.
Nah di satu majalah yang gua baca minggu ini, ngebahas tentang film-film (yaeyalah masa ngebahas dunia fitness). Ga. Ngebahas film-film yang akan hadir di tahun mendatang, dan satu rubrik tentang list film-film memorable para kru majalah ini.
Ceritanya gue mau latah nih, sekaligus melepas kerinduan gue akan pengetahuan film-film kece yang selama ini pernah gue ganyang.

Here we go,

Most Watched : The Lord of the Rings
Gue bukan tipe orang yang "ah gile keren banget ni pelem" dan lalu muter, muter, dan muter kembali tu DVD sampai nafsu ini puas. No. Gue tipe orang yang "ah gile keren ah ni pelem". Sudah. And let it be like that. Gue cuman mau menjadikan puncak kepuasan itu tidak diganggu lagi, dan menjadi special moment of proud. Beda kalo pelemnya diputer lagi di tipi.
Nah broo... kalo ni pelem beda. Entah beda. Dari cerita, setting, tokoh, abang Legolas, bahkan batu-batunya sekalipun, itu semua tidak cukup sekaliii...

Favorite Director: Christopher Jonathan James Nolan
Mungkin sudah banyak orang yang kenal sama sosok brainy satu ini. Yaaa... sudah mulai mainsteam. Tapi Nolan itu, ibarat hotel ya Bro, dia itu ada kamar khusus di hati ini semenjak kedatangannya pas The Prestige (pelem pertama yang notabene sukses ngebuat gue pengen nangis karena kerennya, dan pelem yang pertama kali mengenalkan gue kalau director as hell ini eksis di bumi). Jadi ya... mau jadi se-mainstream apa lelaki itu, dia tetap terkunci di ruang itu.

Favorite Animation: let them say it's too mainstream or cheap: FROZEN!!
One thing only: Idina Menzel!

Favorite TV Series: It's so hard to tell, whether him or him (The D or The S. Can you guess?)

Favorite Soundtrack: Circle of Life
Recently most playing, so yeah... I took it.

Favorit Twist: The Sixth Sense.
Sebenernya susah mutusin mana yang paling najong. Secara hobi gue nontonin pelem-pelem yang sarat twist kayak eek. Entah itu dari The Prestige, The Others, Secret Window-om-Joni-Depp-ku-tersayang, Alone, atau Jodha Akbar sekalipun, ada hawa lain saat nonton The Sixth Sense. Jadi ya....

Favorite Based-on-True Story: Soe Hok Gie
We are The Yellow Jackets!

The Movie that You Love But Everyone Seems to Hate: Secret Window
Nope. Not only because it's Depp's, but also the twist, sanctuary setting, and this is Stephen King's! Moreover, the last but not the least, this movie successfully broke down my grades in my mid year of High School. Such a wonderful distraction.

The Movie that You Hate but Everyone Seems to Love: Avatar
 I just had a very expectation to the moon and back for this movie because of people's hype. Yet, it's just Blue thingy, and recent political issue approach.

Most Tear-Jerking: The Patriot
The scene when the Daddy needed to go to war, but the little daughter who had barely produced any single voice from her mouth was screaming to death to the Daddy. Preventing him to go away or beyond. Hell. Daddy issues's simply annoying.

Most Favorite Drama: (500) Days of Summer
Poor JGL is poor. I simply fall into the out of the box concept, script, cinematography, original soundtrack, actors, and things like "I just... I just woke up one day and I knew... I was never sure I'll with you." and you can just look at JGL's expression. My heart turns into pieces.

Done.

Sampai bertemu di lain kesempatan.
Cheers!







Just An Old Stuff For a Lady Out There

Taraa... I'm alive, ya  moron face!
Oops sorry.. Begini nih kelakuan setelah lama hiatus di bidang tulis menulis.
Keinginan untuk kembali ke dunia blogger ini begitu besar dan membuncah.
As I got no idea to write a thing yet, but I got time to reinvented the long-ago stuff.
Then my head came to one of a kind; Koci, atau lebih tepatnya Markoci. Atau lebih tepatnya lagi Korokoci. As I please.


Dear Koci,

I got something for you. Something old, yet I'm sure you'll enjoy it as hell.
Jadi ini note gue bikin jaman-jaman gue kuliah unyu di Sasing saat itu.
Yaaahhh sekitar semester 4 or 5. Masih muda lah gue. Ga tau elo... Dan gue juga ga tau eksistensi lo di mana saat itu.
Gue ga pake edit atau apalah. Asli dari masa itu. Perbincangan, atau lebih tepatnya diskusi kece gue dan Mam Retno pasca jam mata kuliah. Saat otak ini masih golden dan kritis, tanpa sentuhan rutin MSG seperti saat ini.
About Caulfield; thing that recently you adore, for sure.
Just for your perusal and thought. It's so good for you, and maybe for every head who familiar with this abstract character.

Hold your breath, and off ...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Jadi, TCITR di mata dosen gw...

1 1.       Si Holden Caulfield itu JEWISH titik
Emang tau dari mananya, mam?
Kan dia disunat.
Disunat? Yang dibagian mana, mam? Kok saya gak nemu ya?
Ada. Dia kan pernah bilang kalo dia kadang malu kalo harus ke kamar mandi sama temannya ya k arena dia itu di sunat.
*manggut2 bego* ooo…. (disebelah mana gw juga masih penasaran)
Tapi mam, saya kurang setuju. Soalnya ada di salah satu chapter apa gitu dia nyebut2 Jesus.
Anda nggak bisa langsung ngejudge dia Jewish hanya karena dia nyebut Jesus. Yahudi itu sebenarnya dia juga belajarnya tentang Judasisme, mereka bisa dibilang gak jauh2 belajar dari ajaran orang Kristen, jadi gak salah dia nyebut2 itu. Cuman hanya karena salah persepsi orang2 disekitarnya aja yang menuduh dia kaum yang ngebunuh Jesus ato apalah, jadinya sudah terlanjur timbul stereotip jelek seputar dia itu penghianat Jesus ato apa namanya terhadap mereka.
(jujur ya, bam. Gw juga kurang tau banyak tentang jewish. Jadi gw juga masih sangsi en penasaran berat sama seluk beluk riwayat mereka. Bahan yang menarik untuk dijelajah.)

2 2.       Anak kecil yang complicated.
Trus, waktu tu mam juga pernah bilang kalo dia itu anak yang ga mau growing up. Itu kenapa bisa begitu ya? Apa karena pengaruh lingkungannya? Tapi kalo dilihat dari bekgroun keluarganya,dia punya keluarga yang perfect, adeknya perfect. Papa mamanya juga baek2 aja.
Nah mungkin dari factor itu. ‘Kemapanan’ yang mungkin ngebuat dia jadi berpikir kalo segalanya udah ga berarti lagi bagi dia. Dia jadi gak punya impian lagi kan dengan hidup yang sudah mapan seperti itu. Lucu juga ya kadang pemikiran anak2 itu. Jadi gak sesimpel seperti yang kita bayangkan juga. Biasanya yang anak2 angan2nya macem2, dia malah nggak. Seru ya mereka itu.

3 3.       Buku terlarang di era itu.
Kenapa ini buku terlarang ya, mam?
Iya, kan ini buku dibuatnya taun berapa? Sekitar 60 an gitu kan, pas di jaman depresi amerika. Di jaman itu, orang2 amerika perlu sesuatu yang bisa ngedorong mereka untuk keluar dari era depresi itu, seperti karya2 yang ngebangun dan ya…biasanya yang semangat gitu kan. Biar mereka idupnya gak makin depress lagi dan terdorong. Nah, kalo waktu itu mereka disuguhkan bacaan seperti ini, ya tentu saja dikhawatirkan bisa mempengaruhi mental mereka yang tengah ancur.
O jadi di era itu aja dilarangnya? Gak ampe sekarang kan, mam?
Enggak. Apalagi itu kan gitu, tokoh utama anak kecil yang ‘kok bisa ya dia begitu’.
Jadi mam, permasalahnnya hanya karena dia itu anak kecil?
Iya. Ya karena dia anak kecil jadinya ya makin bahaya. Nanti anak2 yang ngebaca gampang terpengaruh kan. Namanya juga anak2. Coba kalo misalkan tokoh utama yang mengalami hal kayak gitu itu orang dewasa, mungkin novel itu gak akan disensor. Biarin aja beredar.
Lho..tunggu. berarti, maksud mam kalo dikhawatirkan anak kecil ini berbahaya, jadi ini bisa dikategorikan sebagai novel buat anak kecil?
Ya karena tokoh utamanya anak kecil kan? Bisa saja novel ini diperuntukkan untuk anak2. Biasanya kan begitu. Apalagi kalo di amrik itu kan, masih sekolah dasar aja mereka sudah disuguhkan macem2 bahan bacaan ya kayak novel2 gini. Kan bisa gawat kalo mereka disuguhkan novel semacam ini.
Wow (buset, kagak ngebayang gw anak kecil baca beginian)

4 4.       Pengarang=Depress
Mm.. kalo diliat, karya2 JD Salinger itu depress gitu ya. Ya kayak novel ini aja. Apa ini karena penagaruh si Salinger sendiri kalo dia itu jewish dan idupnya yang depresi karena selalu dikucilkan dari kehidupan masyarakatnya?
Bisa jadi. Iya bener. Kasian ya dia, sama kayak orang kulit hitam waktu itu yang juga dimarjinalisasi. Kasian ya mereka. Sapa juga yang mau, mereka juga pasti gak mau lahir dalam keadaan yahudi ato kulit hitam ato apa yang hidupnya dikucilkan gitu kan. Makanya kan jaman itu karya2 orang yahudi sama hitam kan sejenis temanya, tentang depres2 gitu. Coba anda perhatikan. Mereka waktu itu bukannya menciptakan karya2 sastra yang ngebangun, tapi malah kebalikannya kan. Menarik emang.

5 5.       Trus, kok saya gak nemu titik klimaks yam am selama baca novel ini?
Iya iya. Memang gak ada klimaksnya ini novel………………………………… (waduh, gw lupa dah apaan waktu itu komennya)

6 6.       Menurut mam, novel ini menarik gak?
Oiya tentu saja. Dengan adanya isu dilarangnya novel ini beredar kan jadi kita bertanya2 penasaran ‘emang kenapa sih? Ada apa dengan novel ini ampe bisa dilarang kayak gitu? Pasti ada sesuatunya. Gitu.
Iya iya
Iya kan? Anda tahu, apa sih arti sebenernya the cathcher in the rye itu?
Apa ya mam.. ya begitu, kan rye kek ladang gandum gitu kan, trus dia jadi catcher, penangkap…
Iya kan, jadi dia, dengan berada di tengah2 ladang gandum yang tak tahu harus kemana dan tidak ada apa2nya, dia malah pengen jadi the catcher. Apa yang mau dia tangkap? Maka dari itu, itu tu penggambaran kalo dia itu hidup di bayang2 yang gak pasti  kan? Gak ada tujuan yang bakalan dia tangkep. Dan dia senang berada di posisi itu.
Hmmmm… *manggut2 takjub* iya iya mam. Bisa ya pemikirannya. Padahal kan masih berapa ya? Thirteen kan ya kalo gak salah.
Iya. Menarik anak kecil itu.



Nah, begitulah kira2, ven. Sebenaernya banyak banget si yang diomongin, tapi intinya yang gw tangkep begitulah. Jujur, belom puas gw. Haha
Bagaimana menurut lo?


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gimana Koci menurut lo?
Gue yakin, pasti lo ngebaca tu tulisan sambil meniru-niru logat Mam paling okeh itu di dalam kepala lo... (sotoy mode on terus).


PS: Jangan cari pacar kayak Holden ya. Bisa repot dunia persilatan Asia Pasifik.